Siaran Pers – Untuk Diterbitkan Segera
INDIKASI GURITA JARINGAN PROSTITUSI DI SELURUH TOWER KALIBATA CITY
AKIBAT KELALAIAN DAN ABAINYA PENGELOLA TERHADAP TUNTUTAN WARGA
UNTUK MEMBENTUK PERHIMPUNAN PENGHUNI DAN RT/RW DI KALIBATA CITY
Jakarta, 26 April 2015 – Sebagaimana diberitakan di berbagai media, Polda Metro Jaya menggerebek tempat prostitusi di Tower Herbras lantai delapan dan Tower Jasmine lantai lima Apartemen Kalibata City, Sabtu (25/4/2015). Kami berharap penggerebekan tersebut menjadi pintu masuk bagi pihak kepolisian dan pihak terkait lainnya untuk mengintervensi betapa permasalahan hunian Kalibata City yang dihuni oleh 13 ribu orang ini sangat kompleks namun perangkat kependudukan dan sosial lainnya tidak tersedia. Belajar dari kejadian ini, kami juga berharap pihak Pemprov DKI lebih menaruh perhatian dan merespon surat-surat warga Kalibata City antara lain tentang tuntutan pembentukan bangunan sosial (kependudukan, perhimpunan penghuni, RT/RW, peribadatan, posyandu, dan sarana sosial lainnya) yang sudah diperjuangkan warga sejak 2011 namun dihalang-halangi oleh pengelola/pengembang dengan berbagai cara termasuk kekerasan.
Perlu kami sampaikan disini, bahwa prostitusi yang terungkap di kedua tower tersebut hanyalah sebagian kecil, karena indikasi mengguritanya jaringan prostitusi di hampir semua tower (Total ada 18 tower hunian) telah ada dan warga telah melaporkan indikasi tersebut ke berbagai pihak. Dan jika pengelola/pengembang bersedia mengerahkan sumberdayanya dengan benar, idealnya jaringan prostitusi tersebut dapat segera diurai dan diputus. Namun sayangnya pengelola/pengembang tidak melakukannya, mereka justru sibuk memata-matai, memusuhi, dan mengintimidasi warga yang aktif menuntut perbaikan lingkungan dengan menurunkan anjing pemburu, preman, dan pengintainya. Pengelola/pengembang menutup mata bahkan terkesan menutup-nutupi semua masalah dan indikasi sosial yang muncul, bahkan warga yang aktif dituduh perusuh yang ingin menjelek-jelekkan nama Kalibata City. Meski yang disampaikan oleh warga adalah nyata-nyata ada dan terjadi di Kalibata City.
Umi Hanik, juru bicara KWKC menyampaikan “Menurut saya Badan Pengelola Kalibata City adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas segala peristiwa kriminal dan prostitusi yang baru-baru ini terungkap. Warga Tower Herbras sangat aktif dan kritis. Sangat aneh jika pihak pengelola tidak mampu mengendus jaringan prostitusi yang sudah menggurita ini yang modusnya macam-macam mulai dari pijit, spa, salon, dll. Dugaan komersialisasi kartu akses sakti yang bisa dipakai untuk seluruh tower dan seluruh lantai juga bukan rahasia lagi, kartu itu dijual bebas dan kami sudah sampaikan hal ini ke pengelola, tapi nampaknya tidak digubris. Warga selalu menemukan brosur esek-esek bermodus pijat hampir tiap hari di pintu-pintu unitnya, sementara jika warga yang menyebarkan brosur edukasi dilarang dan dirobek-robek oleh petugas. Jadi andil pengelola/petugas cukup besar terhadap maraknya prostitusi di Kalibata City entah karena kesengajaan atau karena kelalaian. Kami sangat berharap pihak-pihak berwajib dapat memeriksa pengelola dan meminta pertanggungjawaban mereka”
Atas berbagai masalah dan indikasi kerawanan sosial yang muncul di Kalibata City, sejak 2011 warga telah menuntut pembentukan Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) dan sejak 2012 menuntut pembentukan RT/RW. Iwan Ismanto, salah satu warga yang aktif menggagas pembentukan RT/RW pada 2013 mengungkapkan “Ada satu kejadian lucu dimana setelah kami berkirim surat ke berbagai pihak terkait tuntutan pembentukan RT/RW, Sdr Rusli Usman yang waktu itu masih menjabat sebagai General Manager (GM) Badan Pengelola Kalibata City mengajak bertemu sambil makan. Pada pertemuan tersebut dia secara terang-terangan menyampaikan akan bantu pembentukan RT/RW jika dia didukung jadi ketua RW-nya” Iwan melanjutkan “Saya tidak menanggapinya karena menurut saya lucu, apa hak dan kompetensi dia untuk jadi ketua RW? Dia bukan warga/penghuni Kalibata City. Dia hanya tunduk pada perintah pimpinannya, dan bukan kepentingan warga. Dia di hanya bekerja di Kalibata City pada hari dan jam kerja saja. Itupun tidak setiap hari. Wong diundang bertemu malam hari setelah jam pulang kantor, atau hari libur, saja dia terang-terangan menolak. Padahal dia tahu Kalibata City kawasan hunian yang warganya baru kembali ke rumah setelah jam kantor selesai.”
“Orang tidak punya niat baik begini masa iya kita mau pilih jadi ketua RW? Akhirnya RT/RW belum terbentuk sampai sekarang antara lain karena ambisi Rusli Usman untuk menjadi ketua RW tidak bisa diterima oleh warga. Jadi Sdr Rusli Usman yang baru mutasi pada Januari 2015 punya andil besar tidak terbentuknya RT/RW di Kalibata City” tegasnya.
Kami warga Kalibata City sangat menyayangkan lingkungan kami menjadi tidak aman dan terkena reputasi negatif akibat dikelola oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup di Kalibata City. Kami berharap Bapak Camat, Lurah, Kapolsek, Danramil, dan aparat setempat dapat melakukan intervensi dan membantu kami keluar dari tekanan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab tersebut agar kami dapat menciptakan lingkungan tempat tinggal yang aman dan harmonis.
Wawancara lebih lanjut dapat menghubungi juru bicara Komunitas Warga Kalibata City : Antonius J. Sitorus 081319234576, Umi Hanik 0817847653, Wewen Zi 08558876000, Iwan Ismanto 081905026291
--
Komunitas Warga Kalibata City (KWKC): Wadah perjuangan warga untuk pembangunan serta tatakelola yang memanusiakan dan mengedepankan hak-hak warga
Email : kotakalibata@gmail.com ; data.kotakalibata@gmail.com
Twitter : @KotaKalibata
Facebook Fanpage : http://www.facebook.com/KotaKalibata
Facebook Group : https://www.facebook.com/groups/kalibata.city/
Milis Yahoo! Groups: kotakalibata-subscribe@yahoogroups.com
Call center: 085697721040, 0817847653; 08558876000, 081319234576, 081908249249, 081574138462
No. rekening 7253007700 BTN Syariah a.n. Komunitas Kalibata City Kode Bank 200
Saya juga ingin Apartemen Kalibata City bersih dari PSK! Saya juga penghuni di sana dan sudah muak dengan wanita-wanita yang berkeliaran di taman-taman tower. Apalagi dengan laki hidung belang yang berkeliaran juga.
ReplyDelete