Minggu lalu kita dikejutkan dengan berita adanya acara pelantikan Panitia Musyawarah pembentukan PPPSRS di balai warga tower Kemuning. Mengejutkan karena tanpa pengumuman jauh-jauh hari, tanpa babibu, tiba-tiba sudah ada panitia terbentuk, dan mengatasnamakan warga Kalibata City.
Beberapa warga yang memang gencar mengkampanyekan penolakan kenaikan IPL dan mendorong pembentukan PPPSRS yang pro warga, tentu saja heran. Mereka berusaha masuk ke lokasi pelantikan, namun dihalang-halangi. Ternyata pengelola sebagai otak dibalik acara "rahasia" ini sudah mengantisipasi kemungkinan bocornya acara tersebut dengan memperketat pengamanan. Ada Satpam, polisi, bahkan tentara disana. Jadi kalau ada bentrokan, pengelola berharap mereka ada di atas angin.
Akhirnya memang warga yang mencium ketidakberesan ini tidak bisa masuk, dan acara pun selesai dengan cepat. Sempat ada warga yang terluka berdarah-darah ketika berusaha masuk lewat pintu balai warga. Laporan polisi sudah dibuat untuk ini.
Panitia Musyawarah yang diotaki pengelola ini pun terbentuk juga. Mari kita cermati daftar ini:
-Pembina: Evans Wallad & Musdalifah
-Ketua: Rusli Usman
-Sekretaris: Aldez
-Wakil Sekretaris: Rita
-Bendahara: Harjo
-Wakil Bendahara: Subandi
-Sie Acara: Ferroz Afero
-Wakil Sie Acara: Eva Kristanti & Faisal
-MC: Nining Indarti & Benny Widya
-Perlengkapan: Samsul & Andy Setiawan
-Transportasi: Karnis & Isa
Rusli Usman adalah GM Badan Pengelola Sementara Kalibata City hingga 2015 sebelum baru-baru ini digantikan oleh Evans Wallad. Sebelum lengser, Rusli Usman mewariskan lingkungan Kalibata City yang kumuh, semrawut, dan janji-janji kosong. Lebih parah lagi, Rusli Usman mewariskan kenaikan fantastis IPL tahun 2015 yang saat ini masih disengketakan oleh warga penghuni.
Tokoh-tokoh lain dalam daftar diatas nyaris tak pernah terdengar namanya, tak pernah berinteraksi dengan warga, dan tak pernah ikut aksi menyuarakan aspirasi warga yang merasa dirugikan. Benar-benar sekelompok manusia 'siluman' yang membentuk kepanitiaan siluman pula.
Orang-orang siluman ini sebelumnya diberi jabatan TSO (Tenant Safety Officer) per tower oleh pengelola. Jadi pengelola bisa beralasan bahwa orang-orang ini sudah mewakili tiap tower.
Tiba-tiba ada, tiba-tiba sudah final pula. Padahal paguyuban warga yang sempat mengadakan aksi protes beberapa waktu lalu sudah menyuarakan pembentukan PPPSRS pro warga. Tapi tak pernah digubris oleh pengelola. Ternyata pengelola memang sudah berencana untuk membentuk sendiri PPPSRS versi mereka.
Untuk diketahui, sejak 2008 atau saat Kalibata City baru berupa tiang pancang, warga pemilik sudah punya organisasi paguyuban bernama Jaring Kaliresi (Jaringan Pemilik Rusunami Kalibata Residence). Warga pun punya mailing list yang sampai sekarang masih sangat aktif beralamat di rusunami_kalibata@yahoogroups.com. Komunitas warga yang terhubung lewat milis inilah yang kemudian membentuk KotaKalibata (Komunitas Warga Kalibata City), organisasi yang sangat aktif pula dalam advokasi dan edukasi warga saat ini.
Apakah Rusli Usman atau Musdalifah atau siapapun namanya anggota Panmus diatas pernah berkomunikasi dengan warga di milis? Apakah dulu mereka ikut membentuk Jaring Kaliresi bersama penghuni awal? Apakah mereka ikut mengadvokasi warga yang merasa dirugikan pengelola lewat KotaKalibata? Jawabnya: TIDAK. Mereka orang antah-berantah yang tiba-tiba ada.
Sekarang sudah jelas bahwa pengelola berusaha memecah-belah suara warga. Mereka akan berkampanye lewat spanduk ataupun mading ataupun flyer untuk mendukung kerja Panmus siluman ini. Skenarionya sudah jelas, untuk menguasai PPPSRS agar dipimpin oleh orang mereka sendiri.
Pengelola punya cara ampuh untuk memenangkan pertarungan ini. Mereka sudah sangat berpengalaman karena sudah sukses berkuasa di banyak apartemen lain yang dibangun oleh Agung Podomoro Group. Pertama, tentu saja mereka kuasai Panitia Msuyawarah dulu. Panmus diisi hanya oleh oknum dari pihak mereka. Tidak ada sama sekali perwakilan JaringKaliresi/KotaKalibata.
Kedua, Panmus ini akan mengatur agar banyak pemilik unit menandatangani surat kuasa. Maksudnya agar para pemilik unit ini memberikan kuasa kepada pengelola untuk melakukan voting dalam musyawarah PPPSRS. Tentu saja sudah jelas siapa yang akan dipilih oleh pengelola untuk jadi pengurus PPPSRS ini nantinya.
Ketiga, Panmus ini akan mengupayakan agar Musyawarah PPPSRS diadakan di luar kompleks Kalibata City dan di hari kerja. Tujuannya tentu agar banyak warga yang punya hak voting berhalangan hadir, entah karena alasan jarak yang jauh atau pekerjaan yang tidak bisa ditinggal. Dan banyak sekali trik lain yang bisa diterapkan oleh pengelola untuk urusan ini. Mereka jelas-jelas sangat berpengalaman dalam hal ini.
Pindahnya posisi Rusli Usman dari GM pengelola menjadi Ketua Panmus adalah manuver lihai yang menunjukkan pengalaman segudang dan kepiawaian bertangan dingin. Jangan heran jika skenario mereka sukses nanti, Rusli Usman atau Musdalifah atau siapapun namanya itu akan jadi Ketua PPPSRS Kalibata City. Lalu PPPSRS ini akan melanggengkan kekuasaan Badan Pengelola yang ada saat ini. IPL akan terus naik tanpa persetujuan warga. Takkan pernah ada transparansi penggunaan iuran warga itu untuk apa. Fluktuasi tagihan air dan listrik akan menjadi-jadi.